Profil Dayah Babussalam Matangkuli Aceh Utara
DAYAH BABUSSALAM KEC. MATANGKULI, KAB. ACEH UTARA A. Profil Dayah Babussalam termasuk salah satu dayah tradisional...
https://www.dayahbabussalam.com/2015/08/profil-dayah-babussalam-matangkuli-aceh.html
DAYAH BABUSSALAM
KEC. MATANGKULI, KAB. ACEH UTARA
A. Profil
Dayah Babussalam termasuk salah satu dayah tradisional terbesar yang ada di Aceh Utara. Alumninya telah menyebar ke berbagai pelosok Aceh Utara, Aceh dan luar Aceh. Memang tidak ada catatan resmi tentang jumlah alumni yang telah dihasilkan, diperkirakan ada sekitar 2000 alumni dayah ini yang tersebar di berbagai propinsi dan wilayah-wilayah lain di Aceh.
Nama Dayah : Babussalam
Lokasi : Desa Blang Kecamatan Matangkuli Kab.Aceh Utara
Pimpinan : Tgk H. Sirajuddin bin Hanafi
Ketua Umum : Tgk Ahmadi
Jumlah santri : 779 santri. 350 santriwan dan 429 santriwati)
Jumlah Guru : 40 Orang
B. Sejarah
Dayah Babussalam yang berlokasi di Gampong Blang Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utar dahulunya bernama Babussalam Putra karena dikhususkan untuk laki-laki. Namun dalam perkembangan kemudian kata-kata ‘Putra’ dibuang seiring dengan diterimanya santri laki-laki untuk belajar disitu dan setelah areal dayah tersebut diperluas. Dayah ini didirikan pada tahun 1971 yang diresmikan secara sederhana oleh Muspika setempat. Babussalam ditetapkan sebagai nama dayah yang diberikan langsung oleh Abu Keumala. Saat itu Dayah Babussalam dipimpin oleh Tgk H. Hanafi (Abu Matang Keh) dan dibantu oleh wakil pimpinan Tgk. Meukek beserta sejumlah teungku rangkang. Status dayah saat itu masih berbentuk balai pengajian yang dihuni oleh para santri sekitar.
Pucuk kepemimpinan dayah ini selanjutnya dipegang oleh Tgk. Yahya (Tgk Idi). Jumlah santri semakin bertambah walau masih dari daerah sekitar. Kepengurusan selanjutnya dipegang oleh Tgk. Muhammad Yusuf selaku adik ipar Tgk H. Hanafi. Mulai saat itulah Dayah Babussalam memiliki santri mondok (meudagang) walau masih dalam jumlah sedikit.
Pertengahan Juli 1992, dayah yang terletak di pusat kota Matangkuli ini dipimpin oleh Tgk. H. Sirajuddin yang tak lain adalah anak kandung Tgk. H. Hanafi. Sebelumnya Tgk. H. Sirajuddin merupakan santri yang menimba ilmu pengetahuan di Dayah Tanoh Mirah Peusangan Bireuen. Dengan bantuan 15 orang guru dan 45 santri pindahan dari Dayah Tanoh Mirah, pengurus dayah melanjutkan perjuangan pendahulunya. Namun, karena keterbatasan tempat, dayah ini hanya menerima santri laki-laki saja. Santri perempuan tetap diasuh oleh Tgk. Muhammad Yusuf ditempat yang baru yakni Dayah Babussalam Putri yang terletak di Gampong Teupin Kebeue Kecamatan Matangkuli.
Dibawah kepemimpinan Tgk. H. Sirajuddin, Dayah Babussalam mengalami perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah santri yang datang dari berbagai daerah seperti Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat dan tentu dari daerah Aceh sendiri. Perkembangan juga terlihat dibidang sarana dan prasarana serta perluasan lokasi dayah. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari bantuan masyarakat serta pemerintah daerah setempat. Sejak tahun 2005, Dayah Babussalam mulai menerima santri perempuan. Dan kini jumlah santri perempuan yang mondok di dayah ini sudah mencapai angka 337.
C. Jadwal belajar
Berdasarkan penelitian penulis dan pengakuan para pengajar, ada tiga(3) waktu belajar yang diterapkan di Dayah Babussalam ini:
1. Shubuh
Jadwal belajar-mengajar Shubuh ini dimulai setelah selesai shalat shubuh hingga jam 09.00 WIB. Namun untuk santri yang menempuh pendidikan di sekolah umum (di luar komplek dayah), jadwal belajarnya hanya hingga jam 07.00 WIB.
2. Siang
Jadwal belajar-mengajar siang dimulai dari Jam 14.00 dan berakhir hingga shalat ashar. Pada waktu belajar ini, santri-santri yang menempuh pendidikan di sekolah umum di luar komplek dayah juga diharuskan untuk mengikuti jadwal belajar ini.
3. Malam
Jadwal belajar-mengajar malam dimulai setelah selesai Shalat Maghrib hingga jam 23.00, namun diselangi oleh Shalat ‘Isya pada jam 21.00 hingga jam 21.15 WIB.
Sedangkan para teungku pengajar, pada setiap jadwal merupakan guru yang sama untuk satu kelas. Guru ini mengajari semua mata pelajaran untuk satu kelas. Ini berbeda seperti perguruan tinggi umumnya dimana para pengajar mengajari per mata pelajaran.
D. Dewan guru
Dewan guru di Dayah Babussalam ini sebanyak 40 orang. Terdiri dari 37 orang dewan guru laki-laki, dan 3 orang dewan guru perempuan. Dari sejumlah guru tersebut, menurut Teungku Taufiq, hanya 2 orang guru saja yang sudah menjadi sarjana. Karena ke tiga orang guru ini, selama mondok di dayah, mereka juga kuliah di Perguruan Tinggi Islam STAIN Malikussaleh. Selebihnya, guru-guru pengajar yang lain hanya menamatkan jenjang pendidikan SMA sederajat. Bahkan ada yang hanya lulusan SD dan SMP.