Sejarah Berdirinya Dayah Babussalam Matangkuli
Tgk H. Hanafi Matangkeh (Abu Matangkeh), Pendiri Dayah Babussalam Matangkuli A. SEJARAH SINGKAT 1. Sejarah Berdirinya ...
https://www.dayahbabussalam.com/2018/08/sejarah-berdirinya-dayah-babussalam.html
Tgk H. Hanafi Matangkeh (Abu Matangkeh), Pendiri Dayah Babussalam Matangkuli |
A.
SEJARAH SINGKAT
1.
Sejarah Berdirinya Dayah
Sebagai lembaga pendidikan islam dimasa sekarang, dayah masih
bertahan dengan tradisi sistem pendidikan yang diwariskan turun temurun dari
satu generasi ke generasi. Kebanyakan dari dayah tradisional masih dikelola
oleh seorang pimpinan dayah yang bila sudah wafat kemudian di gantikan oleh
pimpinan yang lain setelahnya, biasanya di gantikan oleh anak – anak dari
pimpinan dayah tersebut, atau juga dapat digantikan oleh menantu atau juga
dapat di gantikan oleh kerabat yang lain. Ini dikarenakan dayah tradisional di
Aceh kebanyakannya milik pribadi seseorang pimpinan dayah atau milik orang lain yang di kelola oleh
seorang teungkucik atau abu pimpinan dayah.
Lahirnya
dayah-dayah di kecamatan Matang kuli kabupaten Aceh Utara pada dasarnya di
latar belakangi oleh adanya tuntunan masyarakat yang ingin maju dalam segala
hal, terutama hal yang menyangkut akidah umat, ibadah dan lain- lain. Dalam hal
itu di antara sejumlah dayah yang ada di kecamatan Matang kuli tersebut lah
dayah babussalam Matang kuli yang telah lama berkembang dibandingkan
dayah-dayah lainnya dikecamatan Matang kuli.
Maka
jelaslah bahwa lahirnya dayah-dayah, khususnya dayah BABUSSALAM Matang kuli atas kehendak dan keinginan
masyarakat disekitar dayah yang ingin memiliki lembaga pendidikan Islam untuk
belajar agama agar mengerti cara beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dayah
BABUSSALAM termasuk katagori dayah yang telah banyak mencetak kader-kader
da’wah dan ulama. Sebagian dari mereka ada yang melanjutkan studinya baik dalam
maupun luar negeri. Kebanyakan dari para alumninya banyak yang pulang kampung
untuk mendirikan dayah-dayah baru dikampung asalnya.
Dayah Babussalam Matangkuli Di dirikan pada Tahun 1971 yang diresmikan secara
sederhana oleh MUSPIKA setempat yang di beri nama langsung oleh Almarhum Abu
Keumala dengan nama “BABUSSALAM” yang di pimpin oleh Ayahanda kami Tgk. H.
Hanafi ( Abu Matang Keh ). Pada saat itu status Babussalam masih Balai
Pengajian yang di huni oleh santri setempat yang di asuh oleh seorang wakil
pimpinan yaitu Tgk. Meukek dan dibantu oleh beberapa Tgk Rangkang.
Selanjutnya
di asuh oleh Tgk. Yahya ( Tgk. Idi ) dengan jumlah santri yang semakin
bertambah walaupun hanya santri dari daerah sekitar. Kemudian pengurusan di
serahkan kepada paman kami sendiri Tgk. H. Muhammad Yusuf, Insaya Allah mulai
saat itu sudah ada santri mondok ( Meudagang ) walau dalam jumlah yang masih
sedikit.
Kira-kira pertengahan bulan Juli tahun 1992 dengan Takdir Allah tibalah
saatnya Dayah ini di serahkan kepemimpinnya kepada kami yang merupakan anak
kandung dari pendiri dengan dibantu oleh lebih kurang 15 orang Guru dari Dayah
Abu Tanoh Mirah Peusangan Bireuen serta 45 orang santri pindahan dari Dayah
tersebut yang merupakan tempat dimana kami menimba Ilmu Pengetahuan.
Mudah-mudahan dengan izin Allah Dayah yang kami pimpin ini mulai didatangi
oleh santri dari berbagai daerah seperti dari : Lampung, Sumatera Selatan,
Jambi, Sumatera Barat, bahkan dari Negara Tetangga dan tentunya dari daerah Aceh sendiri.
Oleh karena sarana yang kami miliki saat itu masih
terbatas maka santri yang kami tampung hanya yang laki-laki saja, sedangkan
santri wanita tetap di asuh oleh Tgk.H. Muhammad Yusuf di tempat yang baru
yaitu Dayah Babussalam Putri yang terletak di Gampong Teupin Keubeue.
Seiring dengan perkembangan zaman Alhamdulillah Dayah Babussalam
saat ini terjadi perkembangan dalam segala bidang, InsyaAllah santri semakin
bertambah dan dengan berkat bantuan masyarakat serta pemerintah daerah sarana
dan prasaranapun terjadi peningkatan termasuk penambahan lokasi Dayah.
Oleh karena lokasi Dayah sudah bertambah, maka semenjak
tahun ajaran 2005-2006 mulai dayah babussalam menerima santriwati yang mondok hingga
saat ini sudah mencapai lebih kurang 985 orang santriwati yang mondok ditambah dengan 980 orang
santriwati setempat. Maka jumlah total
santri mondok baik laki-laki maupun perempuan serta dewan guru lebih kurang 1965 orang.
2. Profil
Abu Chiek/Pimpinan Dayah
Tgk Hanafi dilahirkandi Matang Keh
dengan dua bersaudara anak dari Tgk Syubramah setelah berumur 15 tahun beliau
menimba ilmu pendidikan Agama di berbagai Dayah ternama di Aceh dan terakhir
kali beliau belajar Ilmu Agama di pesantren yang sudah banyak melahirkan
Ulama-ulama besar Aceh yaitu Dayah Darussalam Pimpinan Abuya Tgk. H. Muhammad
Walli di Labuhan Haji Aceh Selatan dan disanalah beliau menimba Ilmu seperti
Fiqh, Tafsir, Ushul Fiqh dan berbagai Ilmu yang lain dalam mazhab Imam Syafi’i
dan kembali kekampung halaman dengan membawa Guru/Ustazd untuk memajukan
pesantren Babussalam dan mengatasi kekuranga guru
3. Kondisi Lingkungan Sosial
Lembaga Pendidikan Islam Dayah
Babussalam yang berdiri pada tahun 1971 terletak di kawasan yang cukup
strategis di Gampong Blang Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara sebelah
selatan kota kabupaten Aceh Utara Lhoksukon lebih kurang 6 KM dari jalan Negara dan lokasi Dayah yang
kami pimpin terletak di jantung kota Kecamatan. Jalan Darussalam No. 001
Gampong Blang Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara
Kondisi keberagamaan disekitar
Dayah Babussalam sebagaiman di sekitar Dayah-dayah di tempat lain, senantiasa
semarak oleh kegiatan yang di selenggarakan baik berkaitan dengan proses
belajar mengajar seperti TPA, TPQ, Rumah Pengajian dan balai pengajian di bawah
asuhan Dayah Babussalam di sekitar Kecamatan Matangkuli danmajelis Taklim.
4. Model Kepemilikan Dayah
Lembaga Pendidikan
Islam Babussalam berdiri sendiri yang didirikan pada tahun 1971 Oleh Tgk H
Hanafi (Abu Matangkeh) yang sekarang ini di Pimpin oleh Tgk H Sirajuddin (Waled
Babussalam) yang merupakan Anak Kandung dari Tgk H Hanafi ( Abu Matangkeh) dan
keluarganya adalah orang Aceh Asli namun dalam memimpin dan mengatur organisasi
LPI kami memberikan kesempatan kepada siapapun tidak mesti dari kalangan
keluarga, dan tidak mesti asli Aceh, yang terpenting mempunyai kemampuan sesuai
bidang dan keahliannya di dalam LPI. Demikian juga
dalam hal memilih dan menyeleksi dewan Guru untuk mengajardi LPI bukan hanya
murid-murid yang berasal dari Aceh saja.
Namun pada tahun 1999 Dayah yang
kami pimpin ini sudah berbadan hukum ( Akta Notaris terlampir ), seluruh lokasi
Dayah sudah berstatus waqaf.
5. Pendidikan Yang Diselenggarakan
a. Belajar mengajar kitab kuning yang
dibimbing oleh guru LPI yang dipercayai oleh pimpinan mulai dari ba’da subuh
sampai jam 9.00 WIB, jam 14.00WIB sampai asar, Ba’da magrib sampai jam 23.30
WIB
b. Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Tingkat Ulya, merupakan
satu program pemerintah yangb dikhususkan kepada Pesantren/ dayah-dayah khusus
diseluruh indonesia, dalam rangka mengakreditasi pembelajaran yang setara
dengan tingkat SMA, yang dibimbing oleh Guru-guru LPI yang dipercaya oleh
pimpinan, mulai dari ba’da subuh sampai Sore hari.
c. TPA/TPQ yang diselenggrakan di
rumah-rumah pengajian, Balai-Balai Pengajian yang di bimbing oleh Guru-guru LPI
yang percayai oleh Pimpinan mulai dari ba’da Asar sampai Magrib
Kurikulum yang di pakai pada LPI ataupun TPA/TPQ di
susun sesuai kebutuhan yang di setujui oleh Pimpinan (Waled) berdasarkan
kita-kitab rujukan dalam mazhab Imam Syafi’i.
6. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh LPI guna menunjang proses belajar mengajar termasuk belum memadai
a. 2 (Satu) ruang kantor
b. 24 (Dua Puluh Empat) Ruang belajar
c. 1 (Satu) Ruang pustaka
d. Asrama yang sudah rampung 84 Pintu
e.
Asrama
yang Belum rampung 28 Pintu
f.
3 Unit Koperasi (Kopentren)
g.
5 Unit Rumah Guru
h.
1 Unit Rumah Pimpinan
i.
2 Ruang Serbaguna
j.
21 Unit WC
k.
8 Unit ruang PDF.
7. Model
Pengembangan Ekonomi
Model pengembangan ekonomi sejauh ini terdiri dari
koperasi, dan bidang lain seperti peternakan, pertanian dan lain-lain.
8. Program pengembangan
Program
pengembangan yang saat ini di rancang meliputi bidang fisik dan non fisik.
a.
Fisik
: Pengadaaan sarana olah raga renovasi fasilitas pengasuh dan santri, membangun
asrama sabagai antisipasi jika tahun ajaran baru tiba.
b.
Non fisik : pelatihan kewirausahawan dan
ekonomi,peningkatan prestasi para santri, pembentukan organisasi,peningkatan
keterampilan ceramah, khutbah,dalail kharat,serta memimpin tahlil dan
sejenisnya.
9. Progam unggulanDayah
a.
proses belajar mengajar di dalam pesantren
sebagaimana yang telah di tentukan kurikulum oleh Dayah bisa dikatakan sebagai
program unggulan LPI Babussalam yang
mempunyai opsesi untuk mencetak kader-kader ulama yang mumpuni dan unggul dalam
Ilmu Agama.
b.
Selain itu program pemantapan bahasa Arab
juga menjadi salah satu program yang mendapat perhatian dengan pesat, dengan
seorang pembimbing yang lulusan dari Al-Azhar Cairo (Mesir).
B.
LATAR
BELAKANG PENYUSUNAN RIP
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat tanpa dapat dihambat telah
menimbulkan tantangan besar bagi umat Islam
seluruh dunia.Jikatak pandai di sikapi,maka umat Islam akan tergilas dan
menjadi korban kemajuan itu sendiri. Hal ijadini diakibatkan oleh kegersangan
generasinya dari ilmu pengetahuan. Fopum-fopum keilmuan dan kajian menjadi
kurang diminati,sementara di lain pihak pemberdyaan lembaga-lembaga pendidikan
Islam itu sendiri kurang mendapat perhatian. Padahal konsep ideal bagi
penyelesaian seluruh persoalan kehidupan adalah melalui pendidikan.
Penyelesaian persoalan sosialyang dihadapi oleh masyarakat adalah dengan
penyelenggaraan pendidikan yang holistik dan menyebar dalam masyarakatnya.
Bertolak dari
pemikiran ini sebagai insan yang merasa bertanggung jawab atas kondisi kritis
ini kami turut ambil bagian dalam rangka menyelenggarakan pendidikan ini
melalui lembaga pendidikan tinggi Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli.
Melalui Pendidikan Ma’had Aly ini nantinya diharapkan akan terbentuk kader-kader
ulama Aceh khususnya aceh utara yang memiliki dan mengamalkan ritualitas keberagamaan
yang kuat. Selain itu memiliki kepekaan sosial yang tinggi yang mampu
memecahkan persoalan-persoalan sosial masyarakat Aceh dengan menggunakan logika
berfikir dan intelektualitas. Disamping itu juga mampu berdakwah disegala
tingkatan masyarakat dengan memanfaatkan berbagai media yang ada. Tentu saja
efektifitas tujuan ini dengan menguasai landasan ilmu yang mapan dan berbagai
sarana pendukung seperti bahasa asing dan
teknologi. Untuk tujuan tersebut perlu disusun sebuah rencana yang matang yang
menggambarkan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam
Matangkuli untuk masa depan.
C.
PERMASALAHAN
Secara
umum masalah dan tantangan yag dihadapi oleh Dayah Babussalam Matangkuli,
antara lain adalah :
1.
Belum
berdirinya Ma’had Aly di Dayah Babussalam Matangkuli Aceh Utara
2.
Sebagin
besar calon mahasantri Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli mempuyai latar
belakang ekonomi orangtua menengah kebawah.
3.
Tenaga
pengajar, yaitu masih sangat terbatasnya tenaga pengajar yang memiliki
kualifikasi akademik yang memadai, sehingga untuk memenuhi tuntutan akademis
harus menggunakan tenaga pengajar dari IAIN Malikussaleh Lhokseumawe..
4.
Kondisi
lingkungan masyarakat cenderung belum memiliki kompetisi tinggi dibidang
akademik.
D.
RUANG LINGKUP LIP
Rencana
Induk Pengembangan (RIP) Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli yang merupakan
landasan program kerja strategis dalam rangka memberikan arah bagi pembinaan
dan pengembangan Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli dalam masa 5 tahun
(2018 sampai 2023). Landasan dasar peyusunan Rencana Induk Pengembanagan (RIP)
ini adalah dengan memperhatikan latar belakang berdirinya Ma’had ‘Aly Dayah
Babussalam Matangkuli sebagaimana diuraikan diatas, serta tujuan yang ingin
dicapai. Hasil dari itu semua maka Rencana Induk Pengembanagan (RIP) Ma;had
‘Aly Dayah BABUSSALAM Matangkuli berusaha memaparkan program-program kerja utuk
menunjukkan bahwa Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli menatap masa depan
dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada yang meliputi 6 (enam) aspek
Pengemban masa depan sebagai berikut :
1.
Pengembangan
dibidang pendidikan dan pengajaran
Pengembangan
dalam bidang ini dititik beratkan pada kegiatan antara lain :
Pendalaman
kajian terhadap berbagai literatur yang muktabar dalam lingkunga ulama mazhab
Syafi’i, menyelengarakan dan melaksanakan sistem pendidikan dayah setingkat
perguruan tinggi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemantauan
kurikulum, kualifikasi rasio dosen/ustadz dan mahasantri, pembinaan tenaga
edukatif (dosen), pengadaan kitab-kitab dan buku wajib dan penunjang atau
pelengkap lain dengan meningkatkan seluruh subsistem yang terkait dan juga
bekerjasama dengan instansi atau perguruan tinggi lain yang terkait dengan
maksud agar terdapat pembinaan dan peningkatan mutu Ma’had ‘Aly Dayah
Babussalam Matangkuli.
2.
Pengembangan
dibidang penelitian
Fokus utama
pengembangan bidang ini antara lain melalui : mengembangkan pendidikan
keislaman sebagai pusat pengkajian dan penelitian dalam rangka pengembangan
ilmu keislaman, mengembangkan manhaj metodelogi berfikir ilmiah untuk
pengembangan ilmu yang lebih tajam dan teruji, mengembangkan kegiatan pelatihan
penelitian, penilisan karya ilmiah (laporan penelitian) serta mempersiapkan
tenaga ahli dibidang masing-masing.
3.
Pengembangan
dibidang pengabdian pada masyarakat
Pengembangan
bidang ini diarahkan melalui kegiatan pengembangan kegiatan tenaga pengajar dan
mahasantri yang berkenaan dengan pengabdian pada masyarakat dan program
pembinaan masyarakat.
4.
Pengembangan
dibidang kemahasantrian
Pengembangan
bidang kemahasantrian dilakukan melalui program standarisasi persyaratan
penerimaan mahasantri baru, peningkatan sarana dan kegiatan mahasantri untuk
program kokurikuler, keorganisasian dan lain-lain. Menyelengarakan dan
melaksanakan kaderisasi ulama dengan membekali dan menanamkan tradisi ilmiah
dan amaliah salaf shalih.
5.
Pengembangan
dibidang organisasi dan administrasi
Untuk bidang
organisasi dan administrasi pengembangannya dilakukan melalui kegiatan
pemantapan/ pembinaan organisasi, pembinaan sisten administrasi dan tata kerja,
pembinaan tenaga dan keterampilan pegawai tenaga administrasi dan keuangan.
6.
Pengembangan
dibidang sarana fisik
Pengembangan bidang sarana fisik ini
dilakukan malalui program pengembangan kampus/pengadaan sarana dan prasarana
menurut jenis, jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan.
BAB II
LANDASAN DAN TUJUAN PENYUSUNAN RIP
Bertolak dari latar belakang massalah
dan tantangan yang dihadapi oleh Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli yang
dikemukakan diatas, maka Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli dituntut untuk
lebih meningkatkan fungsinya yang berazaskan Islam Ahlussunnah Wal-jama’ah yang
berhaluan Mazhab Syafi’i dan pancasila. Penyelenggaraannya bersumber pada
prinsip-prinsip ajaran Islam dan nasionalisme dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
A.
LANDASAN PENYUSUNAN RIP
Landasan
dasar penyusunan Rencana Induk Pengembangan Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam
Matangkuli 5 tahun mendatang adalah :
1.
Pancasila
2.
Undang
Undang Dasar 1945
3.
Garis-garis
Besar Haluan Negara,
4.
Akte
Notaris Yayasan No. 8 tanggal 13 Januari
1999
5.
Statuta
Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli
B.
TUJUAN PENYUSUNAN RIP
Maksud dan
tujuan disusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam
Matangkuli adalah untuk memberikan arah atau pedoman kegiatan bagi Ma’had ‘Aly
Dayah Babussalam Matangkuli, yang pada saat ini melakukan upaya pembinaan dan
pengembangan, dengan maksud agar terwujud keadaan yang lebih baik dalam waktu 5
tahun berikutnya, sehingga secara bertahap dapat terwujud visi dan misi Ma’had
‘Aly Dayah BABUSSALM Matangkuli sebagai suatu lembaga pendidikan tingkat tinggi
di Dayah BABUSSALAM Matangkuli.
Adapun tujuan penyusunan
Rencana Induk Pengembangan (RIP) Ma’had
‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli sebagai berikut :
1. Untuk mendiskripsikan perencanaan
program kegiatan Ma’had ‘Aly Dayah Babussalam Matangkuli memenuhi standar
sebagai lembaga pendidikan tingkat tinggi yang mampu menyiapkan kader ulama
yang dapat melayani kebutuhan masyarakat pada umumnya.
2. Sebagai bahan pegangan kegiatan
operasional dalam bentuk perencanaan program tahunan dan terinci, sehingga
mampu dilaksanakan secara sistematis dan terpadu. [ Tgk Muhammad Safwan]